Senin, 15 April 2013

Takut Miskin di Akhirat



Takut Miskin di Akhirat
Mengingat harga-harga barang kebutuhan terus meningkat, seorang pemuda selalu mengeluh karena tak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setelah berdiskusi dengan seorang kiai makrifat, pemuda itu pun mengikuti anjurannya untuk menjalankan shalat Hajat serta tetap istiqomah melaksanakan shalat wajib lima waktu.
''Pak Kiai, tiga tahun sudah saya menjalankan ibadah sesuai anjuran Bapak. Setiap hari saya shalat Hajat semata-mata agar Allah SWT melimpahkan rezeki yang cukup. Namun, sampai saat ini saya masih saja miskin,'' keluh si pemuda.
''Teruskanlah dan jangan berhenti, Allah selalu mendengar doamu. Suatu saat nanti pasti Allah mengabulkannya. Bersabarlah!'' Jawab sang kiai.
''Bagaimana saya bisa bersabar, kalau semua harga kebutuhan serba naik! Sementara saya masih juga belum mendapat rezeki yang memadai. Bagaimana saya bisa memenuhi kebutuhan hidup?''
''Ya tentu saja tetap dari Allah, pokoknya sabar, pasti ada jalan keluarnya. Teruslah beribadah.''
''Percuma saja Pak Kiai. Setiap hari shalat lima waktu, shalat Hajat, shalat Dhuha, tapi Allah belum juga mengabulkan permohonan saya. Lebih baik saya berhenti saja beribadah...'' jawab pemuda itu dengan kesal.
''Kalau begitu, ya sudah. Pulang saja. Semoga Allah segera menjawab permintaanmu,'' timpal kiai dengan ringan.
Pemuda itu pun pulang. Rasa kesal masih menggelayuti hatinya hingga tiba di rumah. Ia menggerutu tak habis-habisnya hingga tertidur pulas di kursi serambi. Dalam tidur itu, ia bermimpi masuk ke dalam istana yng sangat luas, berlantaikan emas murni, dihiasi dengan lampu-lampu terbuat dari intan permata. Bahkan beribu wanita cantik jelita menyambutnya. Seorang permaisuri yang sangat cantik dan bercahaya mendekati si pemuda.
''Anda siapa?'' tanya pemuda.
''Akulah pendampingmu di hari akhirat nanti.''
''Ohh... lalu ini istana siapa?''
''Ini istanamu, dari Allah. Karena pekerjaan ibadahmu di dunia.''
''Ohh... dan taman-taman yang sangat indah ini juga punya saya?''
''Betul!''
''Lautan madu, lautan susu, dan lautan permata juga milik saya?''
''Betul sekali.''
Sang pemuda begitu mengagumi keindahan suasana syurga yang sangat menawan dan tak tertandingi. Namun, tiba-tiba ia terbangun dan mimpi itu pun hilang. Tak disangka, ia melihat tujuh mutiara sebesar telor bebek. Betapa senang hati pemuda itu dan ingin menjual mutiara-mutiara tersebut. Ia pun menemui sang kiai sebelum pergi ke tempat penjualan mutiara.
'
'Pak Kiai, setelah bermimpi saya mendapati tujuh mutiara yang sangat indah ini. Akhirnya Allah menjawab doa saya,'' kata pemuda penuh keriangan.
''Alhamdulillah. Tapi perlu kamu ketahui bahwa tujuh mutiara itu adalah pahala-pahala ibadah yang kamu jalankan selama 3 tahun lalu.''
''Ini pahala-pahala saya? Lalu bagaimana dengan syurga saya Pak Kiai?''
''Tidak ada, karena Allah sudah membayar semua pekerjaan ibadahmu. Mudah-mudahan kamu bahagia di dunia ini. Dengan tujuh mutiara itu kamu bisa menjadi miliader.''
''Ya Allah, aku tidak mau mutiara-mutiara ini. Lebih baik aku miskin di dunia ini daripada miskin di akhirat nanti. Ya Allah kumpulkan kembali mutiara-mutiara ini dengan amalan ibadah lainnya sampai aku meninggal nanti,'' ujar pemuda itu sadar diri. Tujuh mutiara yang berada di depannya itu hilang seketika. Ia berjanji tak akan mengeluh dan menjalani ibadah lebih baik lagi demi kekayaan akhirat kelak. [dari guyon orang-orang makrifat, wibi ar].

DIPOTONG TANGAN KARENA MEMBERI SEDEKAH

       Dikisahkan bahwa semasa berlakunya kekurangan makanan dalam kalangan Bani Israel, maka lalulah seorang fakir menghampiri rumah seorang kaya dengan berkata, "Sedekahlah kamu kepadaku dengan sepotong roti dengan ikhlas kerana Allah S.W.T."

       Setelah fakir miskin itu berkata demikian maka keluarlah anak gadis orang kaya, lalu memberikan roti yang masih panas kepadanya. Sebaik sahaja gadis itu memberikan roti tersebut maka keluarlah bapa gadis tersebut yang bakhil itu terus memotong tangan kanan anak gadisnya sehingga putus. Semenjak dari peristiwa itu maka Allah S.W.T pun mengubah kehidupan orang kaya itu dengan menarik kembali harta kekayaannya sehingga dia menjadi seorang yang fakir miskin dan akhirnya dia meninggal dunia dalam keadaan yang paling hina.
Anak gadis itu menjadi pengemis dan meminta-minta dari satu rumah ke rumah. Maka pada suatu hari anak gadis itu menghampiri rumah seorang kaya sambil meminta sedekah, maka keluarlah seorang ibu dari rumah tersebut. Ibu tersebut sangat kagum dengan kecantikannya dan mempelawa anak gadis itu masuk ke rumahnya. Ibu itu sangat tertarik dengan gadis tersebut dan dia berhajat untuk mengahwinkan anaknya dengan gadis tersebut. Maka setelah perkahwinan itu selesai, maka si ibu itu pun memberikan pakaian dan perhiasan bagi menggantikan pakaiannya.

       Pada suatu malam apabila sudah dihidang makanan malam, maka si suami hendak makan bersamanya. Oleh kerana anak gadis itu kudung tangannya dan suaminya juga tidak tahu bahawa dia itu kudung, manakala ibunya juga telah merahsiakan tentang tangan gadis tersebut. Maka apabila suaminya menyuruh dia makan, lalu dia makan dengan tangan kiri. Apabial suaminya melihat keadaan isterinya itu dia pun berkata, "Aku mendapat tahu bahawa orang fakir tidak tahu dalam tatacara harian, oleh itu makanlah dengan tangan kanan dan bukan dengan tangan kiri."

       Setelah si suami berkata demikian, maka isterinya itu tetap makan dengan tangan kiri, walaupun suaminya berulang kali memberitahunya. Dengan tiba-tiba terdengar suara dari sebelah pintu, "Keluarkanlah tangan kananmu itu wahai hamba Allah, sesungguhnya kamu telah mendermakan sepotong roti dengan ikhlas kerana Ku, maka tidak ada halangan bagi-Ku memberikan kembali akan tangan kananmu itu."

       Setelah gadis itu mendengar suara tersebut, maka dia pun mengeluarkan tangan kanannya, dan dia mendapati tangan kanannya berada dalam keadaan asalnya, dan dia pun makan bersama suaminya dengan menggunakan tangan kanan. Hendaklah kita sentiasa menghormati tetamu kita, walaupun dia fakir miskin apabila dia telah datang ke rumah kita maka sesungguhnya dia adalah tetamu kita. Rasulullah S.A.W telah bersabda yang bermaksud, "Barangsiapa menghormati tetamu, maka sesungguhnya dia telah menghormatiku, dan barangsiapa menghormatiku, maka sesungguhnya dia telah memuliakan Allah S.W.T. Dan barangsiapa telah menjadi kemarahan tetamu, dia telah menjadi kemarahanku. Dan barangsiapa menjadikan kemarahanku, sesungguhnya dia telah menjadikan murka Allah S.W.T."

       Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud, "Sesungguhnya tamu itu apabila dia datang ke rumah seseorang mukmin itu, maka dia masuk bersama dengan seribu berkah dan seribu rahmat."


Oleh: M. A. Simbolon
Dari berbagai sumber

BELAJAR DARI BURUNG DAN CACING

 Oleh: M. A. Simbolon

     Bila kita sedang mengalami kesulitan hidup karena himpitan kebutuhan materi, maka cobalah kita ingat pada burung dan cacing.

       Kita lihat burung tiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Tidak terbayang sebelumnya kemana dan dimana ia harus mencari makanan yang diperlukan. Karena itu kadangkala sore hari ia pulang dengan perut kenyang dan bisa membawa makanan buat keluarganya, tapi kadang makanan itu Cuma cukup buat keluarganya, sementara ia harus puasa. Bahkan seringkali ia pulang tanpa membawa apa-apa buat keluarganya sehingga ia dan keluarganya harus berpuasa.

       Meskipun burung lebih sering mengalami kekurangan makanan karena tidak punya ?kantor? yang tetap, apalagi setelah lahannya banyak yang diserobot manusia, namun yang jelas kita tidak pernah melihat ada burung yang berusaha untuk bunuh diri. Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menukik membenturkan kepalanya ke batu cadas. Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menenggelamkan diri ke sungai. Kita tidak pernah melihat ada burung yang memilih meminum racun untuk mengakhiri penderitaannya. Kita lihat burung tetap optimis akan rizki yang dijanjikan Allah. Kita lihat, walaupun kelaparan, tiap pagi ia tetap berkicau dengan merdunya.

       Tampaknya burung menyadari benar bahwa demikianlah hidup, suatu waktu berada diatas dan dilain waktu terhempas ke bawah. Suatu waktu kelebihan dan di lain waktu kekurangan. Suatu waktu kekenyangan dan dilain waktu kelaparan.
Sekarang marilah kita lihat hewan yang lebih lemah dari burung, yaitu cacing. Kalau kita perhatikan, binatang ini seolah-olah tidak mempunyai sarana yang layak untuk survive atau bertahan hidup. Ia tidak mempunyai kaki, tangan, tanduk atau bahkan mungkin ia juga tidak mempunyai mata dan telinga.

       Tetapi ia adalah makhluk hidup juga dan, sama dengan makhluk hidup lainnya, ia mempunyai perut yang apabila tidak diisi maka ia akan mati. Tapi kita lihat , dengan segala keterbatasannya, cacing tidak pernah putus asa dan frustasi untuk mencari rizki . Tidak pernah kita menyaksikan cacing yang membentur-benturkan kepalanya ke batu.

       Sekarang kita lihat manusia. Kalau kita bandingkan dengan burung atau cacing, maka sarana yang dimiliki manusia untuk mencari nafkah jauh lebih canggih. Tetapi kenapa manusia yang dibekali banyak kelebihan ini seringkali kalah dari burung atau cacing ? Mengapa manusia banyak yang putus asa lalu bunuh diri menghadapi kesulitan yang dihadapi?  padahal rasa-rasanya belum pernah kita lihat cacing yang berusaha bunuh diri karena putus asa.
Rupa-rupanya kita perlu banyak belajar dari burung dan cacing.

Senin, 21 Januari 2013

teringat akan masa lalu Q....!!!

begitu banyak album hidup yang menceritakan tentang kisah lucu, unik, bahkan bahagia.
mengingat hal itu tanpa Q sadari aQ tersenyum sendiri di saat teman-teman Q sedang menikmati mimpi mereka saat ini.









Oleh: Musa Amzhar Simbolon

Rabu, 12 Desember 2012

I Will Let's You Go....!!!


18-8-20011-----12-12-2012

Hari ini...!!!
Tanggal 12-12-2012, dimana setiap orang di dunia ini menginginkan terjadi sesuatu hal istimewa di dalam hidupnya yang dapat membuatnya bahagia, tetapi lain halnya denganku mungkin ini sebuah pertanda dan kasih sayang Tuhan kepadaku,
meski sebenarnya sangat sulit untuk bisa kuterima, namun kupercaya bahwa Tuhan memiliki rencana lain yang terbaik untuk hambanya.
Semoga dengan kejadian yang seperti ini membuat aku semakin dewasa dan bisa mengambil suatu keputusan dengan jalan ikhlas dan rela di atas takdir Tuhanku.

1 tahun lebih aku bersamanya..
1 tahun lebih aku kenangan itu terukir..
1 tahun lebih pahit dan manisnya hidup jalani bersamanya...
namun kini semua sudah berakhir, kandas dan terasa tak bersisa.

 
Perasaan itu ibarat sebuah “GEDUNG”.
Ya, bangunan yang bila terus dihiasi dengan kesetiaan dan kelembutan maka akan terjamin keindahan di dalamnya.
bangunan yang dilindungi dengan kasih sayang yang tulus, maka akan terjaga keawetan batu dan pasir didalamnya.
dan bangunan yang  dipolesi dengan cat kesabaran akan melindungi dan memberikan keidahan terhadap bangunan itu.
Tapi, semua itu tidak berguna bila gedung itu dibakar oleh api emosional yang tak pernah bisa terarah.
Dan seketika itu juga gedung itu akan hancur rata dengan tanah kekecewaan.
 
Maafkan aku....
maafkan aku yang tak pernah bisa mengerti akan kasih dan sayangmu...
maafkan aku yang tak pernah bisa mengerti akan caramu kepadaku...
maafkan aku karena aku lelah untuk bertahan...
biarkan aku sendiri demi kebaikan kita.
maafkan aku...!!!


Terimakasih E.R.D.....
Terimakasih telah mengukir namaku di hatimu.
Terimakasih telah menemaniku di setiap aktifitas dan langkahku.
Terimakasih telah memberikan warna pelangi disetiap langkahku.
Terimakasih...
Semoga kau bahagia tanpa aku.
:’-)
M.A.S & E.R.D
18-Agustus-2011 s/d 12-Desember-2012

Rabu, 05 Desember 2012

aQ terjatuh

Dulu kau pernah menjadi malaikat di hati....!!!
Q fikir kau adalah segalanya bagiku..
kau tak tak pernah menganggapku ada.
yang kau tahu hanya emosional yang selalu memberikan kebahagiaan dan kepuasan.
tuduhanmu membuatku lelah.
amarahmu membuatku hilang akal.
caramu mebuatku tak berdaya.
apakah itu letak istimewanya aku di matamu???
kini kekecewaanku kembali terasa.
harapan dan rasa telah sirna.
kau tak ada bedanya dengan yang lain.

EGOIS....!!!

Minggu, 02 Desember 2012

for My Brotha....!!!

kata orang "Hidup tidak pernah terlepas dari masalah, jadi kalo gak mau punya masalah jangan hidup, asal jangan pernah cari-cari masalah...!!!"
hmmm....
sebuah analogi yang sederhana namun sangat menyentuh kedalam jiwa.
tapi, walau bagaimanapun masalah adalah sebuah masa transisi menuju proses kedewasaan serta bijak dalam sikap.
tidak semua orang yang bisa lulus dan berhasil dalam menghadapi masalah.
semakin berat masalah yang kita hadapi semakin besar pula rasa sayang Tuhan kepada kita.

Ingat...!!!
Tuhan tidak pernah berdusta dengan apa yang Dia katakan kepada hambanya.
sebesar dan seberat apapun cobaan yang Tuhan berikan kepada kita, percayalah bahwa Tuhan selalu memberikan jalan keluar yang tak pernah kita ketahui sebelumnya. Karena Tuhan selalu mengukur dan mengetahui batas kemampuan di setiap hambanya.

Jangan pernah lupa kepada Tuhan...!!!
karena disetiap detak jantung selalu ada Tuhan yang membimbing kita.

Semoga masalah yang kita hadapi menjadi sebuah pengalaman yang tak pernah bisa dibeli dengan cara apapun.










Oleh: M.A.S