Selasa, 18 Oktober 2011

JENDELA RUMAH SAKIT

Dua orang pria sedang dirawat di sebuah kamar Rumah sakit. Seorang diantaranya menderita penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama 1 jam di setiap sore, untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya. Kebetulan sekali tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela satu-satunya yang ada di kamar itu.
Sedangkan pria yang lain harus berbaring lurus diatas punggungnya. Setiap sore mereka saling berbincang selama berjam-jam ketika pria yang berada di dekat jendela diperbolehkan untuk duduk ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela sana dengan teman sekamarnya. Selama 1 jam itulah pria kedua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa indahnya di luar sana. "eh....Kamu tau nggak? di luar jendela sana ada sebuah taman dengan kolam yang sangat indah. Itik dan Angsa berenang dengan cantik, sedangkan di tepi kolam ada anak-anak yang bermain dengan perahu-perahuan, Papa dan Mamanya berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi dengan macam-macam bunga yang berwarna-warni. Wow....!!! suatu senja yang sangat indah". Kata pria yang berada di dekat jendela itu dengan bersemangat. mendengar cerita temannya pria yang kedua kemudian berbaring dan memejamkan mata sambil membayangkan semua keindahan yang diceritakan pria yang berada di dekat jendela tadi, perasaannya menjadi lebih tenang dalam menjalani kesehariannya di dalam rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya semakin bertambah.
Courtessy of Permata Hati Duri-Riau Hospital
Pada suatu sore yang lain, Pria yang duduk di dekat jendela menceritakan parade karnaval yang sedang melintas disana, meski pria yang kedua tidak dapat mendengar suara parade tersebut, namun ia dapat melihatnya melalui dengan pandangan mata pria yang ada di dekat jendela itu yang menggambarkan semuanya itu dengan kata-kata dan gerak tubuhnya. Begitulah seterusnya, dari hari kehari, minggu keminggu, hingga bulan kebulan.
Hingga suatu pagi, pria yang berbaring di dekat jendela tadi meninggal dunia dengan tenang  di dalam tidurnya, temannya yang satu kamar itu menjadi sangat sedih, kemudian dia meminta perawat agar tempat tidurnya dipindahkan ke tempat tidur temannya tadi. Dengan perlahan dan kesakitan pria ini memaksakan dirinya untuk bangun, ia ingin sekali melihat keindahan dunia luar melalui jendela rumah sakit. Betapa senagnya, akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua keindahan tersebut. hatinya tegang perlahan ia mengeluarkan kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya dan apa yang ia lihat?
ternyata jendela itu menghadap ke sebuah tembok kosong yang besar.
Dengan rasa penasaran dan bingung ia bertanya kepada perawat yang ketika itu kebetulan sedang meng-chek up ulang pasiennya.
"suster boleh saya sedikit bertanya kepadamu?
"boleh". jawab suster itu,
"Apa yang ingin Anda tanyakan Pak?". Tanya si suster itu. 
"Apa yang membuat pria yang sudah meninggal tersebut ia bercerita seolah-olah ia bisa melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik jendela itu?"
Dan perawat itu pun menjawab: "Bahwa sesungguhnya pria yang meninggal itu adalah orang yang buta, bahkan tidak bisa melihat tembok sekalipun, barangkali ia ingin memberimu semangat hidup".

Note: Kita percaya, setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang yang mendengarnya.
Setiap adalah layaknya pemicu yang mampu menelisik sisi hati terdalam setiap orang dan membuat kita melakukan sesuatu.
Kata-kata akan selalu memacu dan memicu kita untuk menggerakkan semua anggota tubuh kita dalam berfikir dan bertindak.
Kita percaya, dalam kata-kata tersimpan kekuatan yang sangat kuat. Dan kita telah sama-sama melihatnya dalam contoh kecil cerita tadi. Kekuatan kata-kata akan selalu hadir pada kita yang percaya. 
Kita percaya, kata-kata yang santun, sopan, penuh dengan motivasi, bernilai dukungan dan bahkan terkadang bisa memberikan kontribusi positif dalam setiap langkah kita. Ada hal-hal yang mempesona saat kita mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain.
Tapi ingatlah kawan...!!!
Berhati-hatilah terhadap kata-kata, "karena kata-kata juga ibarat senjata, maka jaga lidah turun dan naik, karena luka yang telah dibuat oleh kata-kata maka sesungguhnya akan sulit hati untuk menjadi baik".

Tidak ada komentar: