Jumat, 06 Desember 2013

Ibunda Kenapa Engkau Menangis?

Suatu ketika ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada Ibunya: "Ibu, mengapa Ibu menangis?".
Ibunya menjawab: "Karena Ibu adalah seorang wanita nak...!"
Si anak agak sedikit bingung, "Aku tak mengerti Ibu...!!!" tanyanya lagi.
Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya dengan erat.
"Anakku, kamu memenag tidak akan pernah mengerti."
Kemudian anak itu bertanya kepada Ayahnya. "Ayah, kenapa Ibu menangis?, sepertinya Ibu menangis tanpa sebab yang jelas."
Sang Ayah menjawab: "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan.
hanya itu jawaban yang diberikan oleh sang Ayah.
Seiring berjalannya waktu, anak itu tumbuh remaja dan masih bertanya-tanya MENGAPA WANITA MENANGIS???
Pada suatu malam, si anak bermimpi dan bertanya kepada Tuhan.
"Tuhan, mengapa wanita mudah sekali menangis?" dan di dalam mimpinya Tuhan menjawab: "Saat Ku ciptakan wanita, aku menjadikannya sangat utama, Ku ciptakan bahunya agar mampu menahan beban dunia dan isinya, walaupun bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
Ku berikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau seringkali ia kerap menerima cerca dari anaknya.
Ku berikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa. 
Ku berikan kesabaran untuk merawat keluarganya. Walau sakit, lelah tanpa berkeluh kesah. 
Ku berikan kepada wanita perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun. Walau tidak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya.
Ku berikan kepada wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tidak terkoyak??
Ku berikan kepadanya kebijaksanaan, kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik tidak pernah melukai istrinya. Walau seringkali kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.
dan akhirnya Ku berikan ia air mata agar dapat mencurahkan isi hatinya.
Inilah yang Ku berikan khusus kepada wanita agar dapat digunakan kapanpun yang ia inginkan.
hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan, maka dekatkanlah dirimu kepada sang Ibu jika Beliau masih hidup, karena di kakinyalah kalian akan menemukan SYURGA KU.

Senin, 02 Desember 2013

Bunda, Aku Ingin Menikah....!!!


Seketika mata tua itu berbinar senang seraya menatap anak laki-lakinya. Terlintas di pikirannya, gubuk kecil ini akan penuh dengan limpahan kebahagiaan.Ditemankan seorang gadis cantik yang kelak menjadi menantunya, hingga terbayang pula celoteh, canda dan tawa cucu-cucu yang memenuhi setiap sudut rumah.

Ditatapnya kembali pemuda tanggung yang berdiri dengan gagah di depannya. Ia telah tumbuh besar, bukan lagi bocah kecil yang dulu sering dijewer telinganya saat nakal. Tak pula sepotong kue yang disodorkan akan membuatnya menghentikan tangisan. Bocah ingusan itu telah dewasa, bahkan terlihat lebih dewasa dari usianya. Sorot matanya tajam laksana elang, rahang kukuh dan ditumbuhi cambang, serta tubuh yang tegap bagaikan prajurit yang tak sabar menanti genderang perang ditabuhkan.

Seakan tak percaya pada sekian waktu yang telah berlalu, tangan yang telah keriput dimakan usia itu bergerak perlahan menyentuh wajah di hadapannya. Lalu dielusnya dengan lembut, penuh dengan selaksa cinta. Paras wajahnya mewarisi ketampanan asy Syahid suaminya tercinta. Ia memang telah dewasa dan saatnya telah tiba untuk menikah, hati kecilnya bergumam bahagia.

Sepekan pun berlalu dalam guliran usia dan waktu. Seiiring itu pula, alunan bacaan al Qur'an semakin terdengar merdu dan syahdu. Hampir setiap saat, lelaki itu selalu bersama mushab al Qur'an kecil yang tak pernah jauh dari sisinya. Menjelang saat pernikahan, ia memang semakin dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ibadah wajib bahkan sunnat pun tampak semakin khusyuk dilakukan.

Saat ini, pemuda itu kembali berdiri di hadapan ibunda tercinta. Ia semakin tampan, wajahnya tampak bercahaya, gagah walaupun tanpa mengenakan pakaian pesta seperti layaknya mempelai yang akan menikah. Ia tersenyum, sedikit menganggukkan kepala lalu memeluk dengan penuh kasih sayang wanita yang melahirkannya. Pelukannya lambat laun semakin erat, bagaikan sebuah salam perpisahan.

Ibunda pun menangis, isakannya terdengar saling memburu dan membasahi kafeyah. Mata hatinya sebagai seorang ibu, telah menerka makna pernikahan sesungguhnya yang diinginkan buah hati tercinta.Sekelebat kebahagiaan yang terlintas beberapa hari lalu di pikirannya, semata-mata hanyalah pelipur lara bagi fitrahnya sebagai seorang ibunda.

Pemuda yang lahir dari rahimnya, dibuai dan telah dibesarkan ini bukanlah miliknya, tapi milik zamannya. Kini anak panah itu telah siap meluncur dari busur, pedang siap terayun menebas musuh, butir peluru pun siap ditembakkan dan melaju.

Untaian do'a, baluran cinta dan alunan senandung jihad yang senantiasa menemani lelap tidur anaknya telah menjelma dalam setiap helaan nafas dan butiran darah. Hidup bagi seorang laki-laki sejati di bumi al Aqsa hanyalah perjuangan yang tak pernah padam, mengusir zionis jahanam, laknatuLlah.
Dilepaskannya kepergian buah hati tercinta dengan ikhlas, penuh keredhaan dan iringan do'a. Tak ada lagi tangis, apalagi sedu sedan dari sudut mata tuanya. Hanya tatapan kasih sayang dan senyum kebanggaan. Sang pemuda melangkah dengan penuh keyakinan menuju gerbang pernikahan yang dihiasi mahligai cinta. Mahar yang akan diberikan pun telah siap di balik baju, melilit sekujur tubuhnya.

Malam itu, hanya sepenggal bulan bergelayut di awan.Angin berhembus lirih, burung malam pun enggan bersenda gurau. Senyap dan kelam membalut kesunyian.
Pecah...

Menggelegar membelah angkasa. Lalu tanah pun merekah oleh suara-suara tapak sepatu bot dan deru mesin pembunuh. Mereka bergerak menuju semburat titik api yang memancar dari Jalur Gaza. Kata makian dan sumpah serapah berhamburan, meracau tak karuan. Wajah-wajah itu berang, marah dan menyeringai bagaikan srigala yang mulutnya masih berlumuran darah.

Sisa kebisingan itu menelisik dari celah-celah dinding, menyapa seorang perempuan yang baru saja selesai menunaikan sholat malamnya di sebuah gubuk tua. Ia tersenyum, lalu diambilnya sebuah mushab kecil, dan didekapnya dengan selimut kasih sayang. Lembut dibelainya, bagaikan membelai syuhada saat masih bocah. Ia bernyanyi kecil dengan senandung  jihad, seraya beringsut menuju sebuah kamar. Perlahan dikuaknya daun pintu kayu agar buah hati tercinta tidak terjaga dari tidur. Dengan kasih sayang lalu diletakkannya di pembaringan, dan ia pun beranjak keluar.

Semerbak...

Bau harum menyeruak dan merebak dari kamar syuhada, harum bagaikan khas keharuman sebuah kamar mempelai yang akan mereguk cinta di malam pertama.
Wallahua'lam bi shawab.

*MERENGKUH CINTA DALAM BUAIAN PENA*
Al-Hubb FiLlah wa LiLlah,
Oleh: M. A. Simbolon

Kamis, 25 April 2013

ILMU POLITIK


PENDAHULUAN

Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.


PEMBAHASAN
IDEOLOGI TENGAH DAN KANAN

A.      PENGERTIAN
Implikasi Demokratis dari “sosialisme demokratis” sangata jelasdalam istilahnya sendiri. Ada idiologi politik yang menganut asas-asas kedaulatan rakyat dan persamaan politik. Dan juga anarkisme adalah diantara idiologi kiri yang mendesak adanya pembagian kekuasaan politik yang sama bagi seluruh warga Negara. Politik tidak dibagi rata , maka mereka yang melaksanakan kekuasaan politik tik berhak menyatakan bahwa wewenang politiknya adalah sah.
  Mengidentifikasi demokrasi dengan kapitalisme adalah salah, karena:
1.      “Kapitalime” merupakan suatu system organisasi ekonomi, sedang “Demokrasi” mengacu pada system suatu politik.
2.      Sebenarnya belum pernh ada system organisasi ekonomi yang benar-benar kapitalis.
Dari sudut pandang lain, mencirikan demokrasi dan kapitalisme bias saja banyak benarnya dari pada salahnya, karena:
1.      Demokrasi-demokrasi  yang telah mantap dan telah lama hidup di dunia barat berakar kuat pada idiologi liberalism klasik.
2.      Liberalisme klasik juga adalah idiologi politik kapitalisme awal.
Kenyataan-kenyataan politis dan liberalime klasik lebih bayak menampilkan wujud-wujud orientasi dari pada demokrasi.  Persoalan pokokmengenai pentingnya liberalisme klasik ini mungkin akan bias dijelaskan kalau kita berpaling lebih dahulu pada asumsi-asumsi yang menambatkan logika suatu idiologi politik.

B.       LIBERALISME
Liberalism merupakan idiologi kelas tertentu yang mecirikan kepentingan ketentuan. Dalam ilmu-ilmu sosial dikenal dua pengertian mengenai ideologi, yaitu ideologi secara fungsional dan secara struktural. Ideologi secara fungsional diartikan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama; atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik, sedangkan ideologi secara struktural diartikan sebagai sistem pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa. Menurut pendekatan struktural konflik, kelas yang memiliki sarana produksi materiil dengan sendirinya memiliki sarana produksi mental, seperti gagasan, budaya dan hukum. Gagasan kelas yang berkuasa di manapun dan kapanpun merupakan gagasan yang dominan. Gagasan, budaya, hukum dan sebagainya sadar atau tidak merupakan pembenaran atas kepentingan materiil pihak yang memiliki gagasan yang dominan. Sistem pembenaran ini disebut ideologi.
Dalam bahasa Indonesia, ideologi sering disebut sebagai “dasar negara” atau “falsafah negara”, di Malaysia disebut “rukun negara”. Karena memberikan pengesahan kepada pemerintah, ideologi membenarkan adanya status quo. Tetapi ideologi juga bisa digunakan oleh pihak lainnya (pihak pemberontak, pihak oposisi atau pihak reformasi) guna menyalahkan pemerintahan, menyerang kebijakan pemerintah sampai kepada mengubah status quo. Sekalipun pemerintah bisa menindas warga negaranya dengan menggunakan dalih ”hak ketuhanan raja” atau ”kehendak sejarah”, tetapi pihak lainnya bisa membenarkan tindakan kekerasan mereka dengan bersandar pada prinsip ”hak-hak dasar” atau ”kehendak yang kuasa”. Ideologi yang dianggap sarat dengan kepentingan kelas pekerja bukan tidak bisa digunakan untuk menentang kekuasaan negara borjuis, selain juga untuk mensahkan kekuasaan diktator terhadap kelas pekerja. Ideologi dalam arti fungsional dapat digambarkan secara singkat dengan contoh berikut. Di Amerika Serikat, menjamin keamanan nasional berarti peningkatan produksi persenjataan yang bermakna pula menguntungkan industri-industri senjata. Peningkatan pertumbuhan pertanian berarti peningkatan produksi pupuk dan bahan kimia yang lain, yang berarti menguntungkan industri-industri pupuk dan bahan kimia. Demi stabilitas nasional di negara-negara berkembang acap kali berarti mengurangi kebebasan politik warga negara. Ideologi dalam arti fungsional digolongkan secara tipologi dengan dua tipe, yakni ideologi yang doktriner dan ideologi yang pragmatis.
Liberalisme sebagai suatu ideologi pragmatis muncul pada abad pertengahan di kalangan masyarakat Eropa. Masyarakat Eropa pada saat itu secara garis besar terbagi atas dua, yakni kaum aristokrat dan para petani. Kaum aristokrat diperkenankan untuk memiliki tanah, golongan feodal ini pula yang menguasai proses politik dan ekonomi, sedangkan para petani berkedudukan sebagai penggarap tanah yang dimiliki oleh patronnya, yang harus membayar pajak dan menyumbangkan tenaga bagi sang patron. Bahkan di beberapa tempat di Eropa, para petani tidak diperkenankan pindah ke tempat lain yang dikehendaki tanpa persetujuan sang patron (bangsawan). Akibatnya, mereka tidak lebih sebagai milik pribadi sang patron. Sebaliknya, kesejahteraan para penggarap itu seharusnya ditanggung oleh sang patron. Industri dikelola dalam bentuk gilde-gilde yang mengatur secara ketat, bagaimana suatu barang diproduksi, berapa jumlah dan distribusinya. Kegiatan itu dimonopoli oleh kaum aristokrat. Maksudnya, pemilikan tanah oleh kaum bangsawan, hak-hak istimewa gereja, peranan politik raja dan kaum bangsawan, dan kekuasaan gilde-gilde dalam ekonomi merupakan bentuk-bentuk dominasi yang melembaga atas individu. Dalam konteks perkembangan masyarakat itu muncul industri dan perdagangan dalam skala besar, setelah ditemukan beberapa teknologi baru. Untuk mengelola industri dan perdagangan dalam skala besar-besaran ini jelas diperlukan buruh yang bebas dan dalam jumlah yang banyak, ruang gerak yang leluasa, mobilitas yang tinggi dan kebebasan berkreasi. Kebutuhan-kebutuhan baru itu terbentur pada aturan-aturan yang diberlakukan secara melembaga oleh golongan feodal. Yang membantu golongan ekonomi baru terlepas dari kesukaran itu ialah munculnya paham liberal.
Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan pedagang dan industri, melainkan diciptakan oleh golongan intelektual yang digerakkan oleh keresahan ilmiah dan artistik umum pada zaman itu. Keresahan intelektual tersebut disambut oleh golongan pedagang dan industri, bahkan hal itu digunakan untuk membenarkan tuntutan politik yang membatasi kekuasaan bangsawan, gereja dan gilde-gilde. Mereka tidak bertujuan semata-mata untuk dapat menjalankan kegiatan ekonomi secara bebas, tetapi juga mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberal adalah yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik, semua individu harus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab pada segala tindakannya baik itu merupakan sesuatu untuknya atau seseorang. Seseorang yang bertindak atas tanggung jawab sendiri dapat mengembangkan kemampuan bertindak. Menurut asumsi liberalisme inilah, John Stuart Mill mengajukan argumen yang lebih mendukung pemerintahan berdasarkan demokrasi liberal. Dia mengemukakan tujuan utama politik ialah mendorong setiap anggota masyarakat untuk bertanggung jawab dan menjadi dewasa. Hal ini hanya dapat terjadi manakalah mereka ikut serta dalam pembuatan keputusan yang menyangkut hidup mereka. Oleh karena itu, walaupun seorang raja yang bijaksana dan baik hati, mungkin dapat membuat putusan yang lebih baik atas nama rakyat dari pada rakyat itu sendiri, bagaimana pun juga demokrasi jauh lebih baik karena dalam demokrasi rakyat membuat sendiri keputusan bagi diri mereka, terlepas dari baik buruknya keputusan tersebut. Jadi, ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut :
1.       Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.
  1. Kedua, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
  2. Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk diri sendiri.
  3. Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. Oleh karena itu, pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah. Pendek kata, kekuasaan dicurigai sebagai hal yang cenderung disalahgunakan, dan karena itu, sejauh mungkin dibatasi.
  4. Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian besar individu berbahagia. Walau masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagian sebagian besar individu belum tentu maksimal. Dengan demikian, kebaikan suatu masyarakat atau rezim diukur dari seberapa tinggi indivivu berhasil mengembangkan kemampuan-kemampuan dan bakat-bakatnya. Ideologi liberalisme ini dianut di Inggris dan koloni-koloninya termasuk Amerika Serikat.
C.      KONSERVATISME
Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservāre, melestarikan; "menjaga, memelihara, mengamalkan". Karena berbagai budaya memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Sebagian pihak konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, the status quo ante.
Samuel Francis mendefinisikan konservatisme yang otentik sebagai “bertahannya dan penguatan orang-orang tertentu dan ungkapan-ungkapan kebudayaannya yang dilembagakan.”[1] Roger Scruton menyebutnya sebagai “pelestarian ekologi sosial” dan politik penundaan, yang tujuannya adalah mempertahankan, selama mungkin, keberadaan sebagai kehidupan dan kesehatan dari suatu organisme sosial.
Ciri-Ciri Ajaran Ideologi Konservatisme:
1.    Lebih mementingkan lembaga-lembaga kerajaan dan gereja.
2.    Agama dipandang sebagai kekuatan utama disamping upaya pelestarian tradisi dan kebiasaan dalam tata kehidupan masyarakat.
3.    Lembaga-lembaga yang sudah mapan seperti keluarga, gereja, dan Negara semuanya dianggap suci.
4.    Konservatisme juga menentang radikalisme dan skeptisisme.
Siapa yang menciptakan?
Ideologi konservatisme yang dikumandangkan oleh Edmund Burke, 1729-1797. Dimana ideologi konservatisme ini telah merasuk ke beberapa negara sekular yang
ada sekarang. Nasionalisme dan kebangsaan ini sekarang kalau di
Indonesia dijadikan lambang perjuangan Partai Amanat Nasional di bawah
Amien Rais dan Partai Kebangkitan Bangsa yang lahirnya dibidangi oleh Gus
Dur.
Negara yang menganut Ideologi Konservatisme Negara yang pernah menganut Ideologi Konservatisme adalah Inggris, Kanada, Bulgaria, Denmark, Hongaria, Belanda, Swedia

D.      FASISME
Secara umum, fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain. Hal ini sama saja mengisyaratkan bahwa fasisme adalah suatu sikap nasionalime yang berlebihan. Penerapan ideologi fasisme secara absolut tanpa mengutamakan prinsip demokrasi. Contohnya saja Jerman  yang memusuhi yahudi, karena yahudi dianggap ras rendah yang senantiasa mengotori kemurnian ras arya.
Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan penyebab munculnya ideologi fasisme.  Salah satunya adalah pecahnya perang dunia kedua. Sejumlah Negara yang kalah perang di perang dunia pertama merasa frustasi dan tidak puas terhadap hasil perjanjian perang dunia pertama. Hal tersebut mengakibatkan kekacauan di bidang sosial dan ekonomi Negara tersebut. Sehingga lahir berbagai gesekan-gesekan di dalam Negara.  Depresi juga menjadi salah satu faktor pemicu kebangkitan Fasisme, sebelum perang dunia kedua. Hal itu yang menjadikan manusia dapat dimobilisir, karena tak memiliki acuan hidup. Faktor ketiga adalah lembaga-lembaga demokratis liberal yang tidak memiliki landasan yang aman, karena dapat disusupi berbagai ide-ide Fasisme. Serta kecemasan yang meluas diantara kelas menengah dan menengah-bawah atas pengambil alihan revolusioner rejim Komunis akan terjadi di Negara mereka menjadi faktor keempat bangkitnya ideologi Fasisme. Fasisme muncul dengan pengorganisasian pemerintahan dan masyarakat secara totaliter, kediktatoran partai tunggal yang bersifat: ultra-nasionalis, rasis, militeris dan imperialis. Fasisme juga muncul pada masyarakat pasca-demokrasi dan pasca-industri. Jadi, fasisme hanya muncul di negara yang memiliki pengalaman demokrasi. Hal- hal yang penting dalam penbentukan suatu karakter negara fasisme adalah militer, birokrasi, prestise individu sang diktator serta dukungan masa.
Tokoh-tokoh ideologi fasisme yang kita kenal adalah Benito Mussolini dari italia. Di Jerman terdapat tokoh penganut fasisme yaitu Adolf Hitler. Kedua tokoh ini mengenalkan ajaran-ajaran yang dianut dalam ideologi fasisime. Hingga saat ini ajaran fasisme model Italia-lah yang kemudian menjadi pegangan kaum fasisme di dunia, karena wawasannya yang bersifat moderat.
Beberapa unsur pokok dari ajaran fasisme yaitu, Pertama, ketidak percayaan pada kemampuan nalar. Bagi fasisme, keyakinan yang bersifat fanatik dan dogmatik adalah sesuatu yang sudah pasti benar dan tidak boleh lagi didiskusikan.  Kedua, pengingkaran derajat kemanusiaan.  Bagi ideologi fasisme manusia tidaklah sama. Sehingga  pertidaksamaan inilah yang mendorong munculnya idealisme mereka. Dalam ideologi  fasisme, pria melampaui wanita, militer melampaui sipil, anggota partai melampaui bukan anggota partai, bangsa yang satu melampaui bangsa yang lain dan yang kuat harus melampaui yang lemah. Jadi fasisme menolak konsep persamaan tradisi yahudi-kristen dan juga Islam  yang berdasarkan aspek kemanusiaan, dan menggantikan dengan ideologi yang mengedepankan kekuatan. Oleh karena itu, kita sering mendengar istilah anti-yahudi. Ketiga, kode prilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan. Setiap orang akan dipaksa dengan jalan apapun untuk mengakui kebenaran doktrin pemerintah. Jika ada yang bertentangan dengan kehendak negara, maka mereka adalah musuh yang harus dimusnahkan. Hitler konon pernah mengatakan, bahwa “kebenaran terletak pada perkataan yang berulang-ulang”. Jadi, bukan terletak pada nilai obyektif kebenarannya. Keempat, pemerintahan oleh kelompok elit. Dalam ideologi fasisme, pemerintahan harus dipimpin oleh kelompok-kelompok  elit yang dianggap lebih mengetahui keinginan seluruh anggota masyarakat. Kelima, totalitarianrisme. Bagi penganut ideologi fasime, kaum fasis menerapkan pola pengawasan yang sangat ketat. Sedangkan bagi kaum penentang, maka totalitarianisme dimunculkan dengan aksi kekerasan seperti pembunuhan dan penganiayaan. Keenam, Rasialisme dan imperialisme. Dalam pergaulan antar negara maka mereka melihat bahwa bangsa elit, yaitu mereka lebih berhak memerintah atas bangsa lainnya. Fasisme juga merambah jalur keabsahan secara rasialis, bahwa ras mereka lebih unggul dari pada lainnya, sehingga yang lain harus tunduk atau dikuasai. Dengan demikian hal ini memunculkan semangat imperialisme. Ketujuh, ideologi  fasisme memiliki unsur menentang hukum dan ketertiban internasional. Konsensus internasional adalah menciptakan pola hubungan antar negara yang sejajar dan cinta damai. Sedangkan fasisme dengan jelas menolak adanya persamaan tersebut. Oleh karena itu, kaum fasis menganggap bahwa perang sebagai derajat tertinggi terutama hal yang menentang hukum dan ketertiban internasional.


PENUTUP
Fasisme dikenal sebagai ideologi yang lahir dan berkembang subur pada abad ke-20. Ia menyebar dengan pesat di seluruh dunia pada permulaan Perang Dunia I, dengan berkuasanya rezim fasis di Jerman dan Italia pada khususnya, tetapi juga di negara-negara seperti Yunani, Spanyol, dan Jepang, di mana rakyat sangat menderita oleh cara-cara pemerintah yang penuh kekerasan. Berhadapan dengan tekanan dan kekerasan ini, mereka hanya dapat gemetar ketakutan. Diktator fasis dan pemerintahannya yang memimpin sistem semacam itu—di mana kekuatan yang brutal, agresi, pertumpahan darah, dan kekerasan menjadi hukum—mengirimkan gelombang teror ke seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan milisi fasis mereka, yang melumpuhkan rakyat dengan rasa takut. Lebih jauh lagi, pemerintahan fasis diterapkan dalam hampir semua tingkatan kemasyarakatan, dari pendidikan hingga budaya, agama hingga seni, struktur pemerintah hingga sistem militer, dan dari organisasi politik hingga kehidupan pribadi rakyatnya. Pada akhirnya, Perang Dunia II, yang dimulai oleh kaum fasis, merupakan salah satu malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia, yang merenggut nyawa 55 juta orang.


DAFTAR PUSTAKA
Zulkifly Hamid, “Pengantar Ilmu Politik”. PT. Raja Grapindo Persada. Jakarta: 2006
Surbakti, “Memahami Ilmu Politik”. PT. Raja Grapindo Persada. Jakarta: 1992




Senin, 22 April 2013

Suatu hari seorang anak mengikuti sebuah perlombaan balap mainan, suasana sungguh meriah ketika itu.
karena saat itu adalah babak final,
hanya tersisa empat orang sekarang, dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki.
semuanya buatan sendiri, sebab, memang begitulah peraturannya.
Ada seorang anak bernama Zaid, mobil yang dimilikinya tidak begitu istimewa, namun dia termasuk empat orang anak yang masuk final dala perlombaan itu,  dibanding semua lawannya mobil mainan Zaid yang paling tidak sempurna. beberapa anak menyaksikan kekuatan mobil itu untuk berpacu dengan mobil yang lainnya.
ya, memang mobil itu tidak begitu menarik, dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip yang ada di atasnya, tentu tidak sebanding dengan mobil mainan mewah yang dimiliki lawannya. Namun, Zaid bangga dengan hasil dan kerja kerasnya sendiri hingga menciptakan sebuah mobil mainan meskipun hanya sederhana.
Tibalah saat yang dinantikan, setiap anak bersiap-siap di garis start untuk mendorong mobil mainan mereka kencang-kencang, di setiap jalur lintasan, telah siap empat mobil dengan empat pembalap kecil lainnya.
lintasan itu bebentuk lingkaran dengan empat jalur terpisah diantaranya. Namun sesaat kemudian Zaid meminta waktu sebentar sebelum perlombaan dimulai, Dia tampak berkomat-kamit sepertinya dia sedang berdo'a dan matanya terpejam dengan tangan yang tertangkup dengan memanjatkan do'a. Kemudian setelah itu Zaid berkata, "Ya..Aku siap".

Panitia penyelenggara membunyikan alarm sebagai tanda dimulainya perlombaan, dengan satu hentakan yang kuat semua mobil itu meluncur dengan kencang dan ketika itu para pendukung dari masing-masing anak berteriak untuk mendukung jagoannya.
hingga akhirnya mobil mainan Zaid yang lebih dulu sampai di garis finish.
ya, semuanya senang, begitu juga dengan Zaid, dia berucap dan mulai berkomat-kamit lagi, "Terimakasih Tuhan...!!!", katanya dalam hati dengan ekspresi bersyukur.
Saat pengumuman dan pembagian piala tiba, Zaid maju ke depan dengan senang, sebelum piala itu diserahkan ketua panitia bertanya, "Hai jagoan, kamu tadi pasti berdo'a kepada Tuhan agar kamu menangkan?" ujarnya dalam senyum dan canda kepada Zaid.
Zaid terdiam, lalu menjawab, "Bukan Pak, bukan.itu yang aku panjatkan, sepertinya tidak adil untuk meminta kepada Tuhan untuk menolong saya mengalahkan orang lain. Saya hanya memohon kepada Tuhan agar saya tidak menangis seandainya saya kalah". Semua orang yang hadir terdiam mendengar hal itu dan kemudian setelah beberapa saat terdengar suara gemuruh tepuk tangan yang memenuhi ruangan itu.


Hikmah:
Mungkin telah banyak waktu yang telah kita lakukan untuk meminta kepada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Menjadikan nomor satu, menjadi yang terbaik bahkan menjadi pemenang dalam setiap ujian Nya.
Padahal, bukankah yang kita butuhkan adalah bimbingan Nya, tuntunan Nya dan panduan Nya?
Kita sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat.
Kita sering lupa dan kita juga sering merasa cengeng dalam kehidupan ini.
Tidak adakah semangat perjuangan yang ingin kita lalui?
Kita percaya, bahwa Tuhan memberikan kita ujian yang berat bukan untuk menjadikan kita sebagai makhluk yang lemah,
cengeng dan mudah menyerah.
Karena sesungguhnya Tuhan selalu menguji setiap hamba Nya yang "SHOLEH"


Sumber: Resonansi Jiwa

BELAJAR SABAR

Di suatu hari seorang anak muda mengunjungi ahli permata di sebuah desa terpencil,
anak muda itu pun menyatakan maksudnya untuk berguru, pada awalnya ahli permata itu menolak untuk mengajarinya karena dia khawatir anak muda itu tidak memiliki kesabaran yang cukup untuk belajar.
Anak muda itu memohon dan memohon untuk kesekian kalinya sehingga akhirnya ahli permata itu menyetujui permintaanya.
"Datanglah ke sini besok pagi...!!!", kata ahli permata itu.
sesuai janjinya anak muda itu datang dan menemui Si ahli permata itu, kemudian ahli permata itu meletakkan batu berlian di atas tangan anak muda itu dan memerintahkan untuk menggenggamnya. Ahli permata itu meneruskan pekerjaannya dan meninggalkan anak muda itu sampai sore.
Hari berikutnya, ahli permata itu kembali menyuruhnya untuk menggenggam batu yang sama dan tidak mengatakan apapun sampai sore harinya, demikian juga seterusnya pada hari ketiga, keempat dan kelima.
Pada hari keenam, anak muda itu tidak tahan lagi dan bertanya kepada gurunya, "Guru, kapa saya akan diajarkan sesuatu???" gurunya berhenti sejenak dan menjawab, "Anak muda, akan tiba saatnya nanti". Sang guru kembali meneruskan pekerjaannya.
Beberapa hari kemudian, anak muda itu merasa frustasi, ahli permata itu kemudian memanggilnya dan meletakkan sebuah batu di tangan pemuda itu.
anak muda itu sebenarnya sudah tidak tahan lagi ingin menumpahkan kekesalannya, tetapi ketika batu itu diletakkan di atas tangannya, anak muda itu langsung berkata, "ini bukan batu yang sama guru...!!!".
kemudian sang guru menjawab, " ya, itulah jawabannya anak muda, kau telah belajar sabar selama lima hari untuk menggenggam batu yang sama."


Hikmah:
Hidup mengajari kita secara diam-diam, semakin kesal kita pada hidup maka semakin terasa jauh kehidupan itu.
tidak ada yang lebih baik yang kita lakukan kepada hidup ini  selain kita belajar dengan sabar untuk selalu menerima "APA ADANYA"



Sumber: Resonansi Jiwa

Sabtu, 20 April 2013

HIKADU.....Oh, HIKADU....!!!!

Dimana lagi letak kebersamaan yang pernah kita ciptakan??
Dimana lagi letak sebuah rasa persaudaraan yang pernah melekat di hati kita??
Kemana hilangnya sebuah rasa solidaritas yang pernah kita hadirkan bersama??
Dan di sudut mana titik kejanggalan yang telah membuat kita seperti ini??
apakah mungkin semua visi dan misi yang kita bangun selama ini hanya isapan jempol dan harapan kosong belaka??

HIKADU...!!!
oh, HIKADU...!!!

Dimana Ruh mu???

Bagaikan sebuah jasad yang terbujur kaku.
Bagaikan sebuah bangunan yang tak berpenghuni.
Dan bagaikan setetes air yang membeku karena dinginnya suasana.

"Sebuah wilayah tidak akan pernah menjadi sebuah Negara tanpa ada rakyatnya".












Senin, 15 April 2013

UNTUK KITA RENUNGKAN


Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?".
Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak".
"Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."
Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis?
Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?"Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.
Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan."Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?" Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,"Saat
Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman danlembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.
Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.
Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.
Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang
anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan
inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.
Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan enjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.
Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkanperasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".
Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup.

Oleh: M. A. Simbolon